Kalau imperialisme Barat itu segera bisa menjadi cakrawarti di dalam masyarakat yang lembek itu? Bukankah dengan dua contoh ini nyata dengan sejelas-jelasnya, bahwa sangkaan imperialisme itu kaum amtenar, atau bangsa kulit putih, atau pemerintah, atau “gezag” apada umumnya, adalah salah sama sekali? Di dalam proses ini, dua perkataan ini pun menjadi penyelidikan. Pentingnya, hidup matinya negara pada dunia kapitalisme dan imperialisme ini, bergantung pada bermacam-macam hal, persenjataan, perindustrian, terutama senjata, letak negara, persatuan serta banyak penduduknya, semangat rakyat, kecerdasan dsb. PNI mengetahui, PNI insaf, PNI yakin, bahwa jika semangat rakyat itu sudah tersusun serta menyala-nyala berkobar-kobar, tidak ada satu kekuasaan duniawi yang bisa membinasakannya, PNI yakin bahwa, jika ia sudah menggenggam senjata semangat yang sedemikian itu, ia tentu mencapai segala apa yang dimaksudkan, zonder pedang, zonder bedil, zonder bom, zonder meriam, ya, zonder “kocak-kocakan” sengaja melanggar pasal 153 bisa dan 169 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, sebagai yang dituduhkan kepada kami dalam proses ini. Kami didakwa melanggar artikel 169 yang di dalam acte-tuduhannya berisi tuduhan-tuduhan pelanggaran artikel-artikel pemberontakan, artikel 161 bis, artikel 171 hukum-siksa. Tuan-tuan Hakim, kami harap, kami percaya, bahwa di dalam Tuan-tuan punya tangan, artikel ini tidak dibikin sewenang-wenang!
Imperialisme-modern itu, oleh karenanya, Tuan-tuan Hakim, mau kami dalilkan artinya agak lebar sedikit dari buku-buku satu dua. Dan bukan saja di dalam dua macam itu imperialisme bisa kita bagikan, - imperialisme juga bisa kita bagikan dalam imperialisme-tua dan imperialisme-modern. Imperialisme yang kini ada di Indonesia bukan lagi imperialisme Belanda sahaja seperti sediakala, imperialisme yang kini ada di sini sudahlah menjadi imperialisme i n t e r n a s i o n a l jang bermacam-macam warna. Kami ulangi lagi: Kami percaya bahwa Tuan-tuan Hakim ada berdiri sama-tengah. Dengan permintaan maaf yang demikian itu, sekarang kami mulaikan perbelaan diri kami. En toch berhubung dengan kekaretan artikel-artikel yang diancamkan atas diri kami-orang itu, berhubung pula dengan soal, yang oleh Prof. Ach, Tuan-tuan Hakim, di dalam salah satu daripada producten jang diserahkan oleh saksi Albreghs, toch dengan seterang-terangnja tertulis, bahwa jang kami orang musuhi itu ialah suatu stelsel, dan bahwa “kita tidak menjalahkan Holland” dan bahwa “niet alle Hollanders zijn slecht!
Di dalam aksi kami sering-sering kedengaran kata-kata “kapitalisme” dan “imperialisme”. Ia kita dapatkan di dalam nafsu kerajaan Jepang menduduki semenanjung Korea, mempengaruhi negeri Manchuria, menguasai pulau-pulau di Lautan Teduh. Ia kita dapatkan di dalam nafsu bangsa Spanyol menduduki negeri Belanda untuk bisa mengalahkan Inggris, ia kita dapatkan di dalam nafsu kerajaan Timur Çriwijaya menaklukkan negeri semenanjung Malaka, menaklukkan kerajaan Melayu, mempengaruhi rumah tangga negeri Kamboja atau Campa. Ia kita dapatkan di dalam nafsu negeri Majapahit menaklukkan dan mempengaruhi semua kepulauan Indonesia, dari Bali sampai Kalimantan, dari Sumatera sampai Maluku. Kita, kaum politiek Indonesia, kita sejak mula-mulanya artikel-artikel ini diterbitkan, tidak berhenti-berhentilah mengritieknya, tidak berhenti-berhentilah memprotestnya. Saya sendiri tidak bisa melihat memukul. Meskipun merupakan sebuah keuntungan, tetapi hal ini juga bisa berubah menjadi kerugian jika kita tidak pandai dalam memilah kualitas informasi yang tersedia. Ketika self diagnose mengarah pada pengobatan sendiri, itu tidak hanya memperburuk kondisi yang saat ini sedang dialami, tetapi juga mempersulit perawatan di kemudian hari. ↑ Hendrikus Colijn (1869-1944): Pernah menjadi letnan dalam perang Aceh, kemudian menjadi Perdana Menteri Belanda tahun 1925-1939. Buku yang dikutip “koloniale vraagstukken van heden en morgen” hal.
Dengan nasionalisme yang demikian itu, maka rakyat kami tentulah melihat hari kemudian itu sebagai fajar yang berseri-seri dan terang cuaca, tentulah hatinya penuh dengan pengharapan-pengharapan yang menghidupkan. Betapa bahagianya Ibu jika kami memberi tahu dia apa yang telah Anda katakan kepada kami. Apakah Anda sudah memberi tahu putri Anda, Bupati? Tuan-tuan (kami tidak tahu) seperti sepanjang kata Mr. Tak usahlah kami uraikan lagi, bahwa proces ini adalah proces politiek; ia, oleh karenanya, di dalam pemeriksaannya, tidak boleh dipisahkan daripada soal-soal politiek yang menjadi sifat dan azasnya pergerakan kami, dan yang menjadi nyawanya fikiran-fikiran dan tindakan-tindakan kami; ia di dalam pemeriksaannya harus memasukkan soal-soal politiek itu di dalam gedung mahkamat ini, agar supaya Tuan-tuan Hakim bisa mengarti segala azas dan sifatnya pergerakan kami itu, mengarti segala sebab-sebab dan maksud-maksudnya tindakan-tindakan atau perkataan-perkataan kami yang menjadi pemeriksaan Tuan-tuan itu. Tidak ada satu hal di dunia ini, yang sudah begitu banyak diselidiki dari kanan-kiri, luar dalam, sebagai kapitalisme itu. Kami memaksudkan kapitalisme kalau kami berkata kapitalisme; kami memaksudkan imperialisme kalau kami berkata imperialisme!
Comments
Post a Comment