Maka Midu n pun mulailah berniaga. Sampai di rumahnya, segala barang-barangnya yang masih tinggal dibawanya ke Pasar Senen, lalu dijualnya semua kepada kawan-kawannya yang sama berniaga dengan dia. Ketakutannya hilang, kehormatannya kepada orang Arab lenyap sama sekali. Bahkan akan menyelidiki benar tidaknya harga kain sekian tidak pula terpikir di hatinya, karena kepercayaannya penuh kepada orang Arab itu. Amboi, jikalau benar sana begitu, barangkali Indonesia sudah lama merdeka! Ia mencari rumah yang agak dekat Pasar Senen, sebab ia bermaksud di sana akan membuka kedai. Belum cukup sebulan Midun ber- kedai. Adapun akan Syekh Abdullah al-Hadramut, sekali seminggu datang juga ke kedai Midun. Dalam hatinya ia berjanji, manakala beruntung, akan dibelikannya barang sesuatu untuk istri Syekh Abdullah. Marilah kita periksa. Saya ingat akan Ir. Kita akan memahami bagaimana cara mendaftar dan menggunakan BPJS Kesehatan, manfaat yang ditawarkannya, serta apa yang harus diperhatikan saat memilih perawatan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan kita. Perlu diketahui meski mirip namun kondisi satu orang dan orang lainnya belum tentu sama. Dua orang dokter bahkan bisa saja memberikan diagnosis yang berbeda terhadap satu pasien yang sama.
Kaum imperialisme sebisa-bisanya mau meneruskan adanya penjajahan, - orang Bumiputra sebisa-bisanya mau memberhentikan penjajahan itu. Indonesia. Sangkaan yang demikian ini adalah salah: Asas PNI “Percaya pada diri sendiri” bukanlah disebabkan karena tidak dipenuhi janji-janji November itu; asas PNI itu, sebagai tadi kami terangkan, adalah keluar dari analisa keadaan jajahan di dalam hakikatnya,-yakni dari analisa hakikat imperialisme sendiri. Kami tak pernah tedeng aling-aling, bahwa PNI punya idam-idaman ialah Indonesia merdeka! Demikian juga dia, orang Timur yang berpegang pada kebiasaan moral lama, mengakui bahwa adat tidak lebih dari kebiasaan yang dianggap, bahwa seseorang dapat melepas seperti pakaian lama, jika itu tidak lagi mencukupi bagi kita, dan bahwa adat itu sendiri tidak ada hubungannya dengan kebahagiaan kita. Menurut kepercayaan, manakala ada orang sakit kedengaran bunyi demikian, alamat ada yang tidak baik akan datang. Amat sakit hatinya kepada orang Arab itu. Karena Pak Midun masa itu dalam sakit payah, darah anak istrinya tersirap mendengar bunyi itu. Penipuan itu sekali-kali Midun tidak mengetahui. Ah, tuan-tuan Hakim, perkataan “revolusioner” toh tidak di dalam makna kami saja berarti “ingin perubahan dengan lekas”, yakni “omvormend in snel tempo”.
Syekh Abdullah pula. "Midun mesti bayar f 500,- sekarang, sebab sekian ditulis dalam surat utang." Muka Midun jadi merah menahan marah, karena ia maklum, bahwa ia sudah tertipu. O, memang, di muka kami tak mungkir dan kami mengakui: machtsvorming P.N.I. Saya mengerang dan mendukung. Stella, banyak kesabaran dengan saya, saya ingin membuat Anda bahagia dengan surat gembira, tapi saya tidak akan bisa melakukan itu untuk waktu yang lama, saya khawatir. Ada seorang wanita tua di sini yang saya minta bunga, bau di hati. Diantara jago tua Singa laut yang tetap memegang kejagoannya dan dengan begitu tetap pula memegang keharumannya, ada yang badannya penuh dengan bekas luka seperti juara ulung di antara hulubalang yang sudah menang dalam beberapa peperangan. Maaflah pula, kalau kami di sana-sini mendalilkan beberapa dalil dari beberapa buku, sebab dalil-dalil itu perlu sekalilah untuk membuktikan kepada Tuan-tuan, bahwa apa yang kami ucapkan,-terutama yang pahit dan getir-, bukan hisapan dari jempol kami sendiri, tetapi ialah bersendi atas pengetahuannya orang-orang bijaksana dan tulus-hati. Ia berjanji, bahwa uang itu dalam 8 bulan akan dikembalikannya. Ia memuji-muji kebaikan Syekh Abdullah al-Hadramut, karena mempercayai dia me- minjamkan uang f 150,- itu. Dari jauh Midun sudah tersenyum, ketika Syekh Abdullah melihatnya dari beranda muka rumahnya.
Tiap-tiap penyelewengan harus ia buka kedoknya di muka massa, tiap-tiap pengkhianatan kepada radikalisme harus ia hukum di muka mahkamatnya massa, tiap-tiap keinginan akan "menggenuki" untung-untung-kecil-hari-sekarang harus ia bakar di atas dapurnya massa, tiap-tiap aliran yang hanya mau menambal masyarakat-amoh ini harus ia musnakan dengan simumnya radikalisme massa. Demikianlah pekerjaan Midun tiap-tiap hari. Medan. Setelah hari malam, terus menonton komidi gambar. Pada suatu malam, Midun menghitung berapa keuntungan- nya selama berkedai kain. Pada keesokan harinya, ia pun mulai berkedai di Pasar Senen. Midun dengan heran, sebab pada pikirannya, kalau uang diberikan, samalah halnya dengan bunga uang. Pada pikirannya, setelah uang itu diterima induk semangnya, ia akan pergi ke belakang, kepada istri Syekh Abdullah memberikan uang f 50,- lagi atau dibelikannya barang menurut kehendak istri induk semangnya itu. Jika ditanyakan orang, apa sebab Midun tidak berkedai lagi, jawabnya, hendak bersenang- senangkan diri dulu barang satu atau dua bulan. Dengan tidak berpikir lagi, ia menandatangani surat itu dengan tulisan Arab, lalu uang itu diambilnya. Hal itu terlarang menurut agama.
Comments
Post a Comment