1) Artinya concessie: Kalau si musuh, karena d e s a k a n kita, lantas m e n u r u t i sebagian atau semua tuntutan-tuntutan kita, maka si musuh itu adalah menjalankan concessie. Bukannya terganggu karena salahnya undang Newton, melainkan karena benarnya undang Newton. Boeke, seorang yang toh bukan bolsyewik atau “penghasut”, - melainkan seorang ahli ekonomi yang ternama! Lagi pula, tuan-tuan hakim, adanya kelebihan-kelebihan ekspor itu saja, - yang juga bukan “omong-kosong”, melainkan suatu barang yang nyata oleh adanya angka-angka statistik - adanya hal bahwa negeri Indonesia itu lebih banyak diangkuti kekayaan keluar daripada dimasukkan. Lebih dari 4000 juta rupiah kapital Belanda saja, Tuan-tuan Hakim yang terhormat, tetapi jumlah semua modal asing yang berusaha di Indonesia adalah lebih besar lagi, - yakni jikalau kita hitung dengan memakai asas perhitungan Dr. Kami, oleh karenanya, tidaklah heran kalau seorang sebagai Colijn mengatakan, bahwa modal asing harus terus mengerumuni Indonesia itu sebagai semut mengerumuni wadah-gula, sebagai “de mieren den suikerpot”! Maka jangan heran jika setelah Anda makan buah melon, Anda merasa lebih rileks dan fokus. Brooshooft bahwa rakyat terjerumus ke dalam “jurang”, sejak dengungnya suara van Kol yang mendakwa atas adanya “negeri-negeri yang tiada sumsum lagi”, atau “jajahan yang sengsara” atau “ kemuduran manusia dan ternak”, - sejak zaman itu tetaplah bangsa kami hidup “sekarang makan besok tidak”, tetaplah bangsa kami hidup dalam “jurang”, tetaplah bangsa kami hidup dalam “jajahan yang sengsara”!
Hoeven yang berbunyi bahwa kebanyakan rakyat hidupnya “sekarang makan besok tidak” sejak perkataannya Mr. Kesengsaraan itu adalah suatu kenyataan atau realiteit yang gampang dibuktikan dengan angka-angka. Marilah kita ingat, bahwa keadaan rakyat Indonesia yang sebenarnya, memang membenarkan kenyataan ini, - yakni, bahwa, di mana rakyat Bumiputra itu umumnya adalah “minimumlijdster”, upah yang biasa diterimanya juga memang hanya “minimumloonen”, “Erhaltungslohnen” belaka! Jikalau kita di zaman itu sudah melihat daya yang “memproletarkan”, yakni proletariseeringstendens dengan senyata-nyatanya, - bagaimanakah kerasnya proletariseeringstendens itu di zaman kita sekarang ini, di mana pengedukan kekayaan secara imperialistis itu makin lama makin mengaut, kapital asing makin lama makin bertambah banyak dan bertambah besar “shaktinya”! Suatu jajahan yang demikian itu, ekspornya selamanya melebihi impor, kekayaannya yang diangkut ke luar selamanya lebih banyak dari harga barang yang dimasukkan. Semua tanah jajahan yang terutama ialah jadi lapangan usaha modal asing yang kelebihan, suatu daerah pengusahaan surplus kapital di luar negeri. Keempat: Indonesia menjadi lapang usaha bagi modal yang ratusan, ribuan-jutaan jumlahnya. Inggris, juga modal Amerika, juga modal Jepang, juga modal lain-lain, sehingga imperialisme di Indonesia kini jadi internasional karenanya. Tindakan penanganan pada setiap individu juga dipertimbangan sehingga mendapatkan perubahan kearah yang lebih baik. Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan adalah fondasi penting dalam memahami pentingnya asuransi kesehatan dalam menjaga kesejahteraan finansial dan kesehatan individu.
Pantang adalah kemenangan roh atas materi; kesepian adalah sekolah pemikiran. Bagaimana dan demokrasi yang harus dituliskan di atas bendera kita, - yang harus kita adakan di seberang jembatan-emas? Kita mengetahui dividen tembakau Sumatra yang besarnya 35% dalam tahun 1924, kita mengetahui dividen kina yang berlipat-lipat lagi, kita kenal akan dividen-dividen yang sampai 170%! Jumlah tanah yang ditanami karet kini tak kurang dari ± 488.000 bahu, hasil ± 141.000 ton jumlah kebun teh ± 132.000 bahu, hasilnya ± 73.000 ton: jumlah kebun kopi ± 127.000 bahu, hasilnya ± 55.000 ton; jumlah kebun tembakau ± 79.000 bahu, hasilnya ± 65.000 ton; jumlah kebun tebu ± 275.000 bahu, hasilnya 2.937.000 ton. Ajeuna nembe kahartos, sihoreng nu matak ngageundjleungkeun teh buku kaluaran Bale Pustaka, tjarios: Pangeran Kornel, njua eta menak Sunda anu linuhung, luhung elmuna, gede wawanenna, saintjak-intjakna tuladeun wungkul. Ds. B. de Light menulis buku “Christen revolutionnair”, - ya, kalau kaum Marxis, berhubung dengan hukum evolusi di dalam pergaulan hidup (sebagai variasi atas Heraclitus “panta rei”) berkata: “kita hidup di dalam revolusi terus-terusan, yakni di dalam “Revolution im Permanenz”, - adalah itu semua mengingatkan akan pedang, akan bedil, akan bom, akan dinamit, barrikaden, darah manusia dan hawa maut? Dan di dalam buku Prof.
Brooshooft, makin terjerumus ke dalam “jurang”! Belanda yang menunjukkan kesengsaraan ini dalam buku-buku, karangan-karangan atau pidato-pidato, - tidak kurang kaum terpelajar bangsa kulit putih yang mengakuinya! Kegunaan ini terjadi berkat kandungan felandren dalam tanaman. Ada begitu banyak penyair dan seniman di antara mereka, dan di mana orang memiliki rasa puisi, yang paling indah dan termanis dalam hidup, tidak mungkin rendah dalam peradaban batin. Tidakkah bahasa Indonesia, yakni bahasa persatuan akan lekas dihapuskan dari sekolah-sekolah dan tidakkah sistem pendidikan di sekolah-sekolah itu sudah membunuh tiap-tiap rasa kebangsaan? Tidak, bukan lebih dulu "tiap-tiap hidung harus menjadi anggauta", bukan lebih dulu semua Rakyat-jelata secindil-abangnya harus memasuki partai, tetapi Marhaen-Marhaen yang paling bewust dan sedar dan radikal harus menggabungkan diri di dalam suatu partai-pelopor yang gagah-berani! Kami malahan senantiasa mendidik djangan kena provocatie, mengantjamkan akan mengasihkan royement pada tiap-tiap anggauta jang melanggar keamanan. Tidakkah oleh karenanya, wajib tiap-tiap nasionalis mencegah keadaan itu dengan sekuat-kuatnya?
Comments
Post a Comment