Kita akan mengira menderita penyakit paarah itu, padahal belum tentu benar. Setelah googling, kamu merasa yakin sedang menderita kanker. Apalagi, sebut saja gangguan Bipolar atau penyakit Kanker. Padahal untuk masalah depresi saja sangat kompleks, perlu ada konsultasi mendalam dengan profesional, sesi pendalaman masalah kehidupan, dan kalau diperlukan, pemberian obat antidepresan. Dalam kesempatan itu, Samanta menjelaskan kalau saat ini pemikiran masyarakat tentang kesehatan mental sudah terbuka. Kalau saja saya bisa memberi tahu Anda betapa bahagianya kami! Jangan sampai gara-gara self-diagnose, lantas menuntut diri untuk menggunakan produk rekomendasi internet yang mungkin saja memiliki efek samping negatif. Melakukan riset sendiri di internet terhadap masalah yang kita alami akan sangat mungkin melahirkan fenomena ini. Self-diagnosis adalah perilaku menyimpulkan suatu penyakit atau gangguan yang kita mungkin alami tanpa melalui proses diagnosa profesional dari dokter, psikiater, psikolog atau profesional lainnya. Subjek yang dibawa dalam hal ini adalah gangguan mental. IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis.
Menggunakan foto profil atau mengupload ilustrasi gangguan mental, sering membagikan postingan-postingan, kutipan, meme, yang berkaitan dengan gangguan mental, menggunakan aksesori, atau menulis bio yang berkaitan dengan gangguan mental. Artinya, mereka mengklaim sepihak bahwa dirinya mengalami gangguan kesehatan mental. Orang yang mengalami ini memiliki kehidupan pekerjaan yang baik, berpenampilan normal, memiliki teman-teman bahkan keluarga yang tidak bermasalah, namun memiliki gangguan perasaan yang konstan. Saat melakukan self-diagnose, diri sendiri sejatinya tidak tahu gangguan kesehatan mental apa yang sedang dialami. Orang-orang yang melakukan self-diagnosis itu biasanya terbagi menjadi dua tipe yaitu: 1. Orang yang tidak punya waktu untuk konsultasi dengan profesional sampai harus ‘tersesat’ dengan informasi yang dibaca di internet, dan 2. Orang yang mengklaim dirinya mengalami gangguan mental karena termakan glorifikasi. Tanda-tanda seseorang harus segera menemui psikolog atau psikiater sendiri adalah ketika ia mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi, tidak dapat bekerja dan melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif, mengalami gangguan pada nafsu makan dan pola tidur yang berantakan, seseorang juga dapat mengalami trauma, tidak menikmati aktivitas yang biasanya disukai atau, merasa kesulitan dalam mempertahankan serta membangun hubungannya dengan orang lain. Jangan khawatir jika dokter tidak tersedia atau sedang offline saat kamu berkonsultasi, kamu masih dapat membuat janji konsultasi di waktu lain melalui aplikasi Halodoc.
Dampak self-diagnosis juga sangat buruk terhadap kesehatan mental, yaitu meningkatkan kecemasan yang berlebih dan memicu rasa depresi, misalkan munculnya rasa khawatir karena sering merasa sakit kepala dan sering merasa lelah, kemudian akan mencari informasi sakit kepala tersebut di internet. Self diagnose yang mereka lakukan bisa jadi sebagai bentuk “kecemasan” yang berlebih atau malah sebagai “secondary gain” untuk mendapatkan atensi dan dukungan. Bila seseorang mendiagnosis diri mereka mengidap penyakit yang mematikan, hal tersebut tentunya akan menjadi beban pikiran mereka, yang menimbulkan kecemasan dan rasa takut. Gejala yang mirip ini kemudian akan membuatmu mengetahui berbagai langkah mengobatinya, Belum lagi dengan sebelumnya membaca artikel-artikel Kesehatan yang kurang kredibel. Apalagi dengan banyaknya informasi mengenai hal tersebut di internet. Akibatnya, kebiasaan tersebut kerap kali mendorong seseorang untuk mendiagnosis dirinya sendiri atau yang biasa disebut dengan self-diagnose. Penting untuk memperhatikan kesehatan dengan serius dan secara aktif mencari jawaban yang akurat ketika sesuatu tampak tidak normal. Fenomena yang tampak di permukaan terkesan kecil, padahal kesehatan mental jadi isu kompleks yang memiliki dampak signifikan terhadap hidup seseorang.
Sering disebut-sebut oleh anak-anak muda saat ini, self diagnose menjadi tren yang membawa dampak buruk bagi seseorang. Biayanya menjadi berlipat ganda belum lagi dampak emosionalnya. Mereka sudah melalui pelatihan, pendidikan serta pengalaman yang luas dan tak terhitung lagi. Belum selesai kita menghadapi masalah stigma dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang masalah mental, muncul fenomena baru lagi yang tidak lebih baik dibanding masalah tersebut. Saya juga kenal seorang gadis yang mengelola sekolah biara di Semarangdikunjungi, dan sekarang pergi. 1. Mengadopsi Gaya Hidup Sehat: Mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan mengelola stres. Dan Kodja menjawab, "Kangjeng bilang, itu aturan kan cuma adat saja. Adat tidak turut apa-apa; untung, celaka pembawakannya sendiri. Kaluk atinya sendiri, eklas, buwang adat, slamat tida ada satu apa. Saya punya ati menurut, dawuhnya Kangjeng. Sudah slamat, tiada apa apa ". Samanta pun mengatakan bahwa saat ini tidak hanya kalangan Gen-Z saja yang penasaran tentang kesehatan mental, tetapi kalangan orangtua juga kini penasaran dan merasa bahwa kesehatan mental itu ternyata penting. Bukan gagasan creep yang membuat saya ngeri dengan hukuman fisik, tetapi lebih pada penghinaan mendalam yang ada di dalamnya baik untuk yang dihukum maupun yang dihukum. Ada banyak sumber informasi online yang bagus. Hidup kita kaya; ada banyak pahit, tetapi juga banyak yang sangat manis.
Comments
Post a Comment