Keadaan yang senyatanya ialah, bahwa kaum sana di sini itu tidak buat mendengarkan keadilannya kitapunya tuntutan, tidakpun buat menurut kitapunya tuntutan itu bilamana "sudah ternyata adilnya", tetapi ialah tak lain tak bukan buat urusan sendiri, buat kepentingan sendiri, buat keuntungan sendiri, - adil atau tidak adil. Yuk, cari tahu bahaya self diagnosis menurut pandangan psikolog! Selain itu, Anda juga bisa mencegah self diagnosis dengan tidak mudah menelan mentah-mentah perkataan orang terdekat mengenai masalah kesehatan, tidak menjadikan influencer di luar kesehatan sebagai sosok rujukan, serta tidak mencari tahu hanya dari internet saja. Maka oleh karena itu buta dan justalah tiap-tiap orang yang mau memungkiri atau menutupi antitese itu, buta dan justa jugalah tiap-tiap siapa sahaja yang mau menipiskan pertentangan antara dua fihak itu. Buta, sekali lagi butalah siapa sahaja yang mau memungkiri adanya pertentangan ini, tabrakan ini, antitese ini,- yang memang sudah karena dialektiknya alam. Moga-moga Rakyat-jelata Indonesia jangan sampai menambah contoh-contohnya riwayat-dunia itu dengan satu contoh lagi yang baru!
Kita harus merdeka, agar supaya kita bisa leluasa mendirikan suatu masyarakat baru yang tiada kapitalisme dan imperialisme. Dalam hal ini, ada kemauan untuk belajar atau mencari tahu hal baru. 2. Pelamar yang tidak menyelesaikan proses apply dalam rentang waktu tersebut dianggap mengundurkan diri. Namun, di balik meningkatnya kesadaran terhadap masalah kesehatan mental, ternyata masih ada yang sering mencari informasi seputar isu tersebut tanpa memerhatikan sumbernya. Dampak tersebut seperti menurunnya produktivitas dan penderita akan terus menggunakan pelayanan kesehatan sepanjang hidup mereka. Seorang dokter dan tenaga kesehatan lainnya, butuh 4 tahun pendidikan kedokteran, belum lagi tambahan sekolah kedokteran spesialis atau praktek-praktek lainnya sebelum boleh mendiagnosis pasien. Ketika berkonsultasi, dokter akan menetapkan diagnosis yang ditentukan berdasarkan gejala, keluhan, riwayat kesehatan serta faktor lain yang dialami. Bisa itu ke dokter atau juga psikiater. Pilihlah hanya itu partai sahaja, yang memenuhi syarat-syarat yang saya sebutkan tahadi! 0, memang, pekerjaan-berat mendatangkan Indonesia Merdeka buat sebagian besar hanya kaum Marhaenlah yang bisa melaksanakan, pekerjaan-berat itu buat sebagian besar hanya kaum Rakyat-jelatalah yang bisa menyelesaikan. Banjirnya pergerakan kaum Marhaen itu saban-saban menjadi uablah samasekali karena panasnya angin-simum yang keluar dari politieke machtnya kaum burjuis.
Oleh karena itu, partai-pelopor tidak harus hanya membuka mata massa sahaja; - partai-pelopor harus juga membawa massa ke atas padangnya pengalaman, ke atas p a d a n g n y a p e r j o a n g a n. Pertentangan inilah yang tahadi membawa kita ke atas padangnya politik selfhelp dan non-cooperation. Oleh karena itu, make partai Marhaen yang bermaksud menjadi partai pelopornya massa-aksi, haruslah selamanya mempunyai azas-perjoangan dan program yang 100% radikal: antitese, perlawanan zonder damai, kemarhaenan, melenyapkan cara susunan masyarakat sekarang, mencapai cara susunan masyarakat baru, - itu semua harus tertulis dengan aksara yang berapi-apian di atas benderanya partai dan di atas panji-panjinya partai. Kita harus jauh dari politiknya kaum lunak, yang selamanya mengira, bahwa sudah cukuplah dengan meyakinkan kaum sana itu tentang keadilannya kita punya tuntutan-tuntutan: mereka mengira, bahwa kaum sana itu, asal sahaja sudah "berbalik fikiran", tentu akan menuruti segala kita punya kemauan. Hakekat kedudukan itulah yang nanti harus menentukan "houding" kita terhadap pada kaum sana itu adanya. Nah, kaum Marhaen Indonesia p u n , oleh karenanya, harus insyaf, bahwa mereka punya perjoangan akan tak perlu mereka perpanjangkan, kalau pada saat datangnya Indonesia Merdeka itu politieke macht jatuh ke dalam tangannya kaum burjuis atau kaum ningrat Indonesia.
Oleh karena itu, maka Marhaen tidak sahaja harus mengikhtiarkan Indonesia Merdeka, tidak sahaja harus mengikhtiarkan kemerdekaan-nasional, t e t a p i juga h a r us menjaga yang di dalam kemerdekaan-nasional itu kaum Marhaenlah yang memegang kekuasaan,- dan bukan kaum burjuis Indonesia, bukan kaum ningrat Indonesia, bukan kaum musuh-Marhaen bangsa Indonesia yang lain-lain. Maka oleh karena itulah kaum Marhaen Indonesia, yang di dalam politiknya selamanya harus jauh sekali daripada pengalamunan jang bertentangan dengan keadaan yang nyata, yang selamanya harus berdiri di atas bumi yang nyata dan tidak boleh terapung-apung di atas awannya gagasan, harus menolak politik otak-angin daripada kaum lunak itu, dan menjalankan politik mentah sementah-mentahnya, yaitu: menyusun di muka machtnya imperialisme itu m a c h t n y a kaum Marhaen pula. Tidakkah kaum Marhaen disitu sampai kini masih bongkok, punggungnya diduduki oleh kapitalisme yang mengingkel-ingkel mereka, mengentrog-entrog mereka, memperbudakkan mereka, - memperbinatangkan mereka sampai ke dasar-dasarnya neraka kesengsaraan dan meraka kelaparan? Mengulangi: bahwa pertama tujuannya pergerakan Marhaen haruslah suatu masyarakat zonder kapitalisme dan imperialisme, bahwa kedua jembatan ke arah masyarakat itu adalah kemerdekaan negeri Indonesia, bahwa k e t i g a Marhaen harus menjaga, yang di dalam Indonesia Merdeka itu Marhaen lah yang menggenggam politieke macht, menggenggam kekuasaan pemerintahan.
Comments
Post a Comment