Bahwa dia sekarang mengakui dengan kekagumannya bahwa kita tidak marah, apa yang kita lakukan tidak buruk tidak baik bagi kita, tetapi itu juga menyakiti kita di sisi lain. Kita mengakui hal ini semua. Juga kita harus menjelmakan azas atau prinsip kita ke dalam suatu machtsvorming yang maha kuasa. Oleh karena itu, maka perdjoangan-kelas itu (sebagai kedjadian-pergaulan-hidup) adalah lama sekali suatu kedjadian jang tidak bewust, dan oleh karenanja pula, banjaklah kekuatan-kekuatan jang terbuang sebagaimana memang banjak kekuatankekuatan jang terbuang pula di dalam tiap-tiap kedjadian jang tidak bewust. Bahwa sesungguhnya: siapa yang dengan keadaan yang semacam itu masih berani mengharapkan pertolongan dari dunia Barat di dalam usahanya memerdekakan negeri dan bangsanya, - ia adalah menutupkan mata. Kami tidak memadjukan verlichtende omstandigheden, kami tidak memadjukan alasan-alasan buat mengèntèngkan diri,-kami hanjalah kamiorang pernah bersalah atas hal apa sadja jang dituduhkan dalam proces ini. Nah, pertanyaannya apa saja sih manfaat air rebusan lengkuas untuk kesehatan tubuh? Selama rakyat Indonesia belum menjadi suatu kekuasaan yang mahasentosa, selama rakyat itu masih saja tercerai-berai dengan tiada kerukunan satu sama lain, selama rakyat itu belum bisa mendorongkan semua kemauannya dengan suatu kekuasaan yang teratur dan tersusun, - selama itu maka kaum imperialisme yang mencari untung sendiri itu akan tetaplah memandang kepadanya sebagai seekor kambing yang menurut dan akan terus mengabaikan segala tuntutan-tuntutannya.
Sedang P E B mengejar kepentingan-kepentingan yang sesuai dengan kepentingan imperialisme, sedangVaderlandsche Club mau meneruskan penjajahan Indonesia itu sampai kiamat, sedang T B T O percaya pula dalam kebahagiaan penjajahan itu, - sedang perkumpulan-perkumpulan itu adalah partai-partai reaksi atau partai-partai konservatif, maka PNI adalahh mengejar kepentingan-kepentingan yang sama sekali bertentangan dengan kepentingan imperialisme, PNI adalah partai perlawanan, partai oposisi. ” itu, juga mau mengamuk dengan bom dan dinamit! Begitulah pula rakyat, dengan mengetahui kebesaran hari dulu itu, lantas hiduplah rasa nasionalnya, lantas menyala lagilah api harapan di dalam hatinya, dan lantas mendapat lagilah rakyat itu nyawa baru dan tenaga baru oleh karenanya. Moon menuliskan, kebesaran negeri Belanda sekarang ini adalah oleh karena negeri Belanda itu mempunyai negeri jajahan Indonesia yang luas dan banyak penduduk itu. Ya, benar, mendatangkan Indonesia merdeka! Atau orang boleh me-“logika”-kan pula: jadi, Budi Utomo, jadi, Pasundan, jadi kaum Betawi, jadi Sarekat Madura, jadi semua anggota PPPKI yang juga mau mendatangkan kemerdekaan itu, juga mau membikin huru-hara! 0, Marhaen Indonesia, yang dulu celaka dalam zaman feodalismenya kerajaan dan keningratan bangsa sendiri, yang kini celaka dalam zaman modern kapitalisme dan imperialisme, - berjoanglah habis-habisan mendatangkan nasib yang sejati-jatinya merdeka! Eropa di sini mendirikan Vaderlandsche Club, kalau sebagian orang Tionghoa membangunkan Chung Hwa Hui, kalau orang-orang Bumiputra berserikat dalam “Wargi Bandung” atau “Tulak Bahla Tawil Oemoer”, maka mereka hanyalah mendirikan badan-badan pembentukan kuasa belaka.
Bahwasanya, pembentukan kekuasaan suatu partai perlawanan tidaklah selamanya harus pembentukan kekuasaan yang melewati batas hukum! Politik Gubernur Jenderal Fock yang malahan memberatkan nasib kami dengan penghematan, dengan istilah kebanyakan pegawai, dengan cabutan tunjangan kemahalan, dengan tambahan pajak, dengan surat edaran pembungkeman, dengan larangan berapat, dengan pasal 161 bis dan sebagainya; politik Gubernur Jenderal Fock yang sama sekali suatu penghinaan atas semangat janji-janji bulan November itu, politik yang demikian itu tidak menjadi asal kami punya asas, tetapi hanya menambah teguhnya kami punya kepercayaan di dalam kebenaran kami punya asas itu saja, menambah teguhnya kami punya kepercayaan terhadap kebenaran kami punya analisa: yakni analisa, bahwa kaum imperialisme yang sesudah perang besar itu malahan makin butuh akan Kekayaan Indonesia, harus menjalankan pengaruhnya atas pemerintahan! Orang seorang-seorang tidaklah bisa mengembangkan kekuasaan yang besar. Itu adalah peristiwa yang luar biasa dalam hidup kami ketika kami bertemu dengan orang tua Anda yang terkasih - tahukah Anda bahwa itu adalah titik balik dalam kehidupan kami? Tidak selamanjalah perdjoanganperdjoangan ini membawa kemenangan-wadag kepada kaum proletar, malahan sering sekalilah besarnja kemenangan- kemenangan wadah ini tidak setimbang dengan besarnja korbanankorbanan jang djatuh di dalam perdjoangan itu,-en toch, di mana perdjoangan- perdjoangan itu menang, maka kekuatan- kekuatannja kaum proletar lantas mendjadilah haibat bertambah besarnja, oleh karena perdjoangan-perdjoangan jang demikian itu adalah mengorbankan rasakekuatannja di dalam perdjoangan kelas.
” Djikalau Jean Jaures menggetarkan hati dan semangat pendengar-pendengarnja dengan perkataan: “Ini kesengsaraan sekarang sudah mendjadilah bangun dan menuntutlah dengan menggenggam pisau belati iapunja tempat di bawah matahari.” Djikalau pemimpin-pemimpin proletar mendengungkan, “Madjulah perang menghantjurkan kapitalisme, madjulah perang melawan kaumkaum jang kuasa! “pembentukan tenaga” yang halal, dengan suatu modern georganiseerde machhtsvorming di dalam lingkungan undang-undang, sebagaimana kaum buruh di negeri Belanda berjuang melawan kapitalisme dan “mengambil” kekuasaan politik itu juga tidak memakai cara-cara yang diharamkkan oleh hukum, melainkan juga hanya dengan pembentukan tenaga yang halal belaka. Dalam ilmu bukti yang berhubung dengan hidup dan asal usulnya Tumbuhan, Hewan dan manusia, tegasnya dalam Biology, maka TIME-FACTOR itu tentulah barang yang penting sekali. Kemerdekaan hanyalah hasil suatu usaha susunan dan usaha persatuan yang sesuatu rakyat harus kerjakan tak berhenti-hentinya dengan habis-habisan mengeluarkan keringat, membanting tulang, memeras tenaga. Asas “percaya pada diri sendiri” itu, tidaklah buat Indonesia saja, tetapi sebenarnya dipakai untuk perjuangan tiap-tiap rakyat jajahan yang mengejar kemerdekaan. Indonesia. Sangkaan yang demikian ini adalah salah: Asas PNI “Percaya pada diri sendiri” bukanlah disebabkan karena tidak dipenuhi janji-janji November itu; asas PNI itu, sebagai tadi kami terangkan, adalah keluar dari analisa keadaan jajahan di dalam hakikatnya,-yakni dari analisa hakikat imperialisme sendiri. Sudah semestinya kami dialang-alanginya di dalam kami punya perwalian atas diri sendiri, dimaki-maki, dimintakan hukuman, dimintakan pembuangan, dimintakan tiang penggantungan sebagai dulu Nieuws van den dagmemintakannya.
Comments
Post a Comment